Rabu, Maret 07, 2012

Logika Takdir

Sebelumnya saya mohon maaf jika banyak kesalahan dalam tulisan ini karena saya masih belajar. Hanya berharap bisa lebih mudah memahami tentang takdir itu sendiri.

Setelah sekian lama mencari maksud dari pernyataan Tuhan “semenjak ruh ditiupkan ke dalam jasad manusia sudah ditentukan rejeki, jodoh dan ajalnya”. Akhirnya saya mendapati sebuah artikel yang telah membuat saya mengerti secara logika maksud dari pernyataan Tuhan tersebut.

Secara ringkasnya mungkin maksudnya : “Semua telah ditentukan oleh-Nya dalam hal ini adalah hasil akhirnya, sedangkan tugas kita adalah menjalani proses menuju hasil akhir. Hanya ada dua jalan untuk mencapainya yaitu jalan yang baik dan jalan yang tidak baik”.

Sebagai contoh logika dalam hal

1. rejeki :

Ada pemuda A dan pemuda B kedua-duanya sudah ditakdirkan Tuhan untuk menjadi seorang PNS (pegawai negeri sipil).

Mereka sama-sama sekolah secara formal dr SD sampai perguruan tinggi. Sama-sama memiliki ijasah sarjana. Sama-sama mengikuti proses seleksi PNS.

Lalu apa yang membuat mereka berbeda?

Pemuda A --> melalui proses takdirnya di jalan baik dengan belajar sungguh-sungguh dan berharap hanya Tuhan sebagai penolong dan pemberi rizki yang halal --> ikut tes --> lulus.

Pemuda B --> melalui proses takdirnya dengan kasak kusuk mencari relasi yang bisa di bayar untuk meluluskannya di ujian nanti --> ikut tes --> lulus.

2. Jodoh

Pemuda A dan Pemuda B kedua-duanya menginjak usia dewasa. Keduanya sudah ditakdirkan bertemu jodohnya sekitar 3 tahun kemudian.

Pemuda A --> melalui proses takdirnya dengan menjaga pandangannya, menjaga pergaulannya, menjaga hati dan pikirannya dari godaan wanita. Dia mempersiapkan dirinya untuk menjadi imam bagi keluarganya kelak, mempersiapkan ilmu agama, akhlak yang mulia, materi dan lainnya yang bersifat positif --> 3 tahun kemudian setelah semuanya siap dia memulai taaruf dengan seorang wanita --> menikah.

Pemuda B --> melalui proses takdirnya dengan berkenalan hingga dekat dengan seorang wanita atau lebih kemudian memulai proses pacaran. Dia juga mempersiapkan diri untuk keluarganya kelak baik berupa kecukupan rohani, jasmani, pendidikan dan materi --> 3 tahun kemudian dia sudah merasa cukup dekat dengan wanita yang dipacarinya --> menikah.

Dari dua contoh tersebut perbedaannya adalah pada proses.

Kita bebas memilih jalan mana yang akan kita lewati.

Jalan yang baik tentu saja yang sesuai dengan hukum yang telah ditetapkan oleh ajaran islam yaitu rejeki yang halal, dan menghindari maksiat.

Jalan yang tidak baik adalah jalan syetan yang selalu mengajak kepada yang haram dan berbuat maksiat.

Jadi, nilai hidup kita = proses yang kita jalani.

Jika proses baik --> pahala bertambah.

Jika proses tidak baik --> dosa bertambah.

Proses mana yang akan kita pilih??

“silakan tanya hati masing-masing”