Selasa, Februari 24, 2009

Tujuan Hidup

Suatu hari dosen kewirausahaan meminta kami utk membuat tugas rumah. Pertanyaannya adalah Apa tujuan hidup Anda? Dikumpulinnya siang hari minggu dpnnya. Pada pagi hari baru niat bikin karna mikir itu suatu yang mudah lah. Masa tujuan hidup sendiri aja pake mikir dulu bikinnya. Tapi pas udah nyiapin kertas ama pulpen, tau-tau berenti sejenak sambil mikir, "Apa yach tujuan hidup aku?".

Ngelirik ke temen sebelah, pada bingung jg. Mereka pada nyari kertas buram truz mulai corat coret. Udah pada selesai aku coba liat dech punya mereka satu2. Pada umumnya mereka nulis, "Pengen jd orang sukses, bahagiain orang tua, jadi anak soleh/solehah,dll". Sejenak aku berpikir, bener jg sich. Tapi aku ngerasa ada yang lebih penting dari pada itu semua. Yang jd pokok acuan dari semua itu. Tapi apa yach,lumayan lama jg aku mikir.

Akhirnya aku nongkrong di BEM sendirian , mikir. Aku ingat suatu cerita, aku lupa nama imamnya. Beliau pernah bertanya pada anak muridnya. Kalo ga salah waktu itu ada 6 pertanyaan. Dan 1 pertanyaan yang selalu aku renungkan yaitu, "Apa yang paling berat di dunia ini menurut kalian?". Muridnya menjawab segala macam, yang hanya dapat disaksikan oleh mata seperti gajah,dll. Sang imam hanya tersenyum lalu berkata, "Sebenarnya yang paling berat di dunia ini adalah memegang amanah. Malaikat, jin, syetan,binatang dan makhluk Allah lainnya pernah ditanya oleh Allah. "Mampukah kalian menjadi khalifah dimuka bumi?". Semuanya menjawab tidak sanggup. Dan ketika Allah bertanya kepada manusia, manusia dengan sombongnya menjawab SANGGUP. Jadi sebenarnya kita itu sudah menjalin perjanjian dengan Allah untuk dpt menjadi khalifah/pemimpin dimuka bumi untuk menegakkan agama Allah. Jadi itulah sebenarnya tujuan kita diciptakan di bumi ini.

Jadi, memang benar kalo memegang amanah itu tidak lah mudah. Bahkan diantara kita ada mungkin yang tidak tahu kalo kita pernah dikasi amanah seberat itu. Jadi dengan santainya kita menyatakan tujuan hidup kita untuk selain Allah. Misal, tujuan hidup untuk menjadi penyanyi terkenal, millionaire, hidup kaya raya, kerjaan foya-foya, mati masuk syurga. Apa bisa??

Untuk itu coba renungkan lagi. Boleh jika kita punya tujuan hidup untuk diri sendiri, orang tua, keluarga, sahabat, saudara, bahkan negara. Tapi kita harus mengukir tujuan utama kita yakni menjadi khalifah dibumi ini karena Allah.

Siang itu saya menulis tugas kewirausahaan dengan mata berbinar dan berharap saya bisa mencapai tujuan hidup saya yang sebenarnya.


"Yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca"

Realita Masa Kini

Seorang guru wanita sedang bersemangat mengajarkan sesuatu kepada murid-muridnya. Ia duduk menghadap murid-muridnya. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada pemadam. Guru itu berkata, "Saya ada satu permainan... Caranya begini, ditangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada pemadam. Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah "Kapur!", jika saya angkat pemadam ini, maka katalah "Pemadam!"

Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Guru berganti-gantian mengangkat antara kanan dan kiri tangannya, semakin lama semakin cepat. Beberapa saat kemudian guru kembali berkata, "Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka sebutlah "Pemadam!", jika
saya angkat pemadam, maka katakanlah "Kapur!". Dan diulangkan seperti tadi, tentu saja murid-murid tadi keliru dan kekok, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kekok. Selang beberapa saat, permainan berhenti.

Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya. "Murid-murid, begitulah kita umat Islam. Mulanya yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Kita begitu jelas membezakannya. Namun kemudian, musuh musuh kita memaksakan kepada kita dengan perbagai cara, untuk menukarkan sesuatu, dari yang haq menjadi bathil, dan sebaliknya. Pertama-tama
mungkin akan sukar bagi kita menerima hal tersebut, tapi kerana terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kamu akan terbiasa dengan hal itu. Dan anda mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kamu tidak pernah berhenti membalik dan
menukar nilai dan ketika.

"Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik, Zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, tanpa rasa malu, sex sebelum nikah menjadi suatu kebiasaan dan trend, hiburan yang asyik dan panjang sehingga melupakan yang
wajib adalah biasa, materialistik kini menjadi suatu gaya hidup dan lain lain." "Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disedari, anda sedikit demi sedikit menerimanya tanpa rasa ia satu kesalahan dan kemaksiatan. Paham?" tanya Guru kepada murid-muridnya."Paham bu guru..."

"Baik permainan kedua..." begitu Guru melanjutkan.

"Bu guru ada Qur'an, ibu akan letakkannya di tengah karpet. Sekarang anda berdiri di luar karpet. Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur'an yang ada ditengah tanpa memijak karpet?" Murid-muridnya berpikir. Ada yang mencuba alternatif dengan tongkat, dan
lain-lain.

Akhirnya Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Qur'an. Ia memenuhi syarat, tidak memijak karpet . "Murid-murid, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya. ..Musuh-musuh Islam tidak akan memijak-mijak anda dengan terang-terang. ...Karena tentu anda akan menolaknya mentah mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka. Tapi mereka akan menggulung anda perlahan-lahan dari pinggir, sehingga anda tidak sadar.

"Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibina tapak yang kuat. Begitulah Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau dimulai dgn tapaknya dulu, tentu saja hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dulu, kerusi dipindahkan dulu, Almari dibuang dulu satu persatu, baru rumah dihancurkan. ..."

"Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kita. Ia tidak akan menghentam terang-terangan, tapi ia akan perlahan-lahan meletihkan anda. Mulai dari perangai anda, cara hidup, pakaian dan lain-lain,sehingga meskipun anda muslim, tapi anda telah meninggalkan ajaran Islam dan mengikuti cara yang mereka... Dan itulah yang mereka inginkan." "Ini semua adalah fenomena Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran). Dan inilah yang dijalankan oleh musuh musuh kita... "

"Kenapa mereka tidak berani terang-terang memijak-mijak cikgu?" tanya murid- murid. "Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang,misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tapi sekarang tidak lagi." "Begitulah Islam... Kalau diserang perlahan-lahan,
mereka tidak akan sedar, akhirnya hancur. Tapi kalau diserang serentak terang-terangan, mereka akan bangkit serentak, baru mereka akan sadar".

"Kalau begitu, kita selesaikan pelajaran kita kali ini, dan mari kita berdoa dahulu sebelum pulang...." Matahari bersinar terik takala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya...

RENUNGILAH SAHABAT SEMUA..

TOLONG SEBARKAN PADA SAUDARA2 ISLAM KITA..MOGA ALLAH MEMBERI TAUFIQ DAN HIDAYAH PADA KITA DAN KELUARGA KITA... MARILAH KITA SAMA2 SEDAR BAHAWA AGAMA, BANGSA DAN TANAHAIR KITA SEMAKIN TERANCAM!

UMAT ISLAM SEMAKIN MUDAH DIBELI DENGAN UANG, DILALAIKAN DENGAN KEINDAHAN DAN MEMUJA KESERONOKAN HIDUP, HINGGA HILANG MARUAH DAN HARGA DIRI!!

JUSTRU, MARILAH, KITA BETULKAN APA YG TERMAMPU BERSAMA2..USAH HANYA BILA SEGALANYA SUDAH TERJADI, SAMA SEPERTI SAUDARA KITA DI NEGARA2 LAINNYA, BARU KESEDARAN ITU TIMBUL, MUNGKIN MASIH BELUM TERLAMBAT TAPI KITA SUDAH TERLEWAT UTK MENGUBAH DAN MEMBAIKI KEROSAKAN YG DIALAMI.

YA ALLAH, SATUKANLAH UMAT ISLAM.. AMIIINN...